Makalah
TEKHNIK PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL, SUBLINGUAL, DAN
PARENTRAL
Disusun Oleh :
LANA AHYANI
2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahirabbil’alaamiin, puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya-lah kami dapat menyelesaikan makalah “Pemberian Obat secara Oral, Sublingual, Parentral”.
Selain bertujuan untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK makalah ini juga disusun
dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang
tekhnik pemberian obat.
Makalah ini memuat tentang prosedur
kerja pemberian obat, dalam hal ini mahasiswa dituntut bukan hanya memahami
tetapi juga menerapkannya dalam melaksanakan praktek klinik. Luasnya
pengetahuan dapat membuat seorang mahasiswa menguasai tekhnik ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada Dosen Mata Kuliah keterampilan dasar praktek klinik
yang telah membimbing kami. Tak lupa pula ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kritik dan saran selalu kami
harapkan demi penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Gorontalo , November 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 5
1.3 Tujuan............................................................................................................. 5
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................. 6
2.1
Pemberian obat secara oral........................................................................ 6
2.2
Pemberian obat secara sublingual............................................................ 11
2.3
Pemberian obat secara parentral.............................................................. 13
BAB III. PENUTUP....................................................................................................... 24
A.
Kesimpulan................................................................................................... 24
B.
Saran ............................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kesehatan
adalah sesuatu yang sangat sakral bagi manusia dimana manusia tersebut harus
menjaga keadaan tubuhnya agar tetap fit untuk melaksanakan segala aktifitas.
Dari hal ini kita juga harus memperahtikan sisi baik dan buruknya ketika kita
mencoba untuk menjaga agar tubuh kita tetap fit. Untuk sisi baik dan buruknya
dipengaruhi oleh beberapa factor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Bagi
masyarakat factor utama yang mempengaruhi kesehatan yaitu lingkungan karena
dari lingkungan yang baik pasti menunjang kesehatan kita begitupun sebaliknya.
Lingkungan yang kotor membuat masyarakat
dengan mudah terkena penyakit. Kemudiian factor penunjang adalah prilaku dimana
seorang tersebut akan mencerminkan kepribadian seseorang, jika prilaku huidup
sehat maka kita akan tetap sehat begitupun sebaliknya.
Masalah
kesehatan merupakan suatu masalah yang tidak harus disepelehkan atau
dikesampingkan oleh masyarakat. Dengan adanya masalah tersebuut maka akan timbul
pula penanggulangannya tidak hanya dilihat dari segi yang ditimbulkan tetapi
dilihat dari suma segi yang mempengaruhi kesehatan.
Tekhnik
pemberian obat adalah cara untuk
menghadapi masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat. Masyarakat dapat
dengan mudah memilih jenis maupun tekhnik pemberian obat padanya. Untuk itu
dalam menncapai kesehatan yang sempurna masyarakat harus tahu bagaimana tekhnik
pemberian obat itu sendiri.
Masalah
kesehatan tidaklah gampang karena setiap masyarakat pasti merasakan hal
tersebut, di mulai dari gejuala hingga ytindak lanjutnya. Dalam makalah ini,
kami mencoba mengungkap kepada masyarakat tentang pemberian obat secara oral,
sublingual, dan parentral.
1.2.
Rumusan masalah
© Bagaimana
tekhnik pemberian obat secara oral, sublingual, parentral?
© Bagaimana
perbedaan ketiga tekhnik tersebut?
© Bagaimana
batasan usia dalam pemberian obat oral,sublingual, dan parentral?
1.3.
Tujuan
© Agar
mahasiswa memahami pemberiaan obat secara oral,sublingual,dan parentral
© Agar
mahasiswa mudah melaksanakan praktek dengan teori yang telah di paparkan
© Agar
mahasiswa mampu menerapkannya dalam dunia kesehatan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pemberian obat secara Oral
2.1.1
Definisi oral
Oral
adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untuk cara pemberian obat ini
Oral, adalah rute pemberian yang paling
umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman.
Oral
merupakan suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan cara
memberikan obat-obatan sesuai dengan
program pengobatan dari dokter. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut
(sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.. Kelemahan dari pemberian obat
secara oral adalah efek yang tibul biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna
sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika
rasanya pahit (rasa jadi tidak enak).


Gambar 1.1 gambar
pemberian obat melalui oral

Gambar 1.2 gambar pemberian obat dengan
usia beberapa tahun
2.1.2 Tujuan pemberian
Tujuan dari pengobatan ini yaitu agar suatu obat dapat mencapai tujuan kesembuhan, molekul
obat harus dapat diabsorpsi pada saluran pencernaan dan masuk ke dalam sistem
sirkulasi dalam jumlah yang diinginkan. Karenanya pemberian obat yang paling
menyenangkan adalah pemberian secara oral. Hal tersebut dikatakan Guru Besar
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Matheus Timbul
Simanjutak.
Dalam pidato yang disampaikan pada pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar Tetap Bidang Biofarmasi pada Fakultas Farmasi USU, belum belum lama ini, Prof.Matheus mengatakan, untuk alasan itu pengertian dan antisipasi mekanisme dan faktor yang mempengaruhi absorpsi dan metabolisme pada usus halus merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penemuan obat baru.
Dalam pidato yang disampaikan pada pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar Tetap Bidang Biofarmasi pada Fakultas Farmasi USU, belum belum lama ini, Prof.Matheus mengatakan, untuk alasan itu pengertian dan antisipasi mekanisme dan faktor yang mempengaruhi absorpsi dan metabolisme pada usus halus merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penemuan obat baru.
Ia mengatakan, saat ini telah ditemukan dan
mengalami kemajuan yang pesat sejumlah pendekatan secara invitro berdasarkan
isolasi sel, sel kultur (cultured cell) yang digunakan untuk memprediksi
permiasi sel, absorpsi dan metabolisme pada saluran pencernaan dari molekul
obat.
Lebih lanjut ia menjelaskan, beberapa faktor pendukung utama yang dibutuhkan telah dapat dipenuhi, seperti kebutuhan untuk kualitas yang tinggi, database yang kaya akan informasi terhadap mana metode pengujian yang ditemukan dapat diprevalidasi dan divalidasi.
Dengan demikian, katanya, penemuan obat secara preklinik berubah dengan cepat dan pengaturan pendekatan invitro dalam proses ini menjadi lebih penting, karena metode yang dipakai sangat berguna dalam proses penemuan dan perkembangan obat terutama merancang penelitian preklinik paling awal.
Dari berbagai hasil penelitian memperlihatkan keberhasilan strategi untuk meningkatkan absorpsi obat dengan pemberian melalui oral dengan merancang struktur molekul berdasarkan mekanisme transpor obat melalui membran usus halus, ujarnya
2.1.3 . Persiapan alat
a. Baki
berisi obat
b. Kartu
atau buku berisi rencana pengobatan
c. Pemotong
obat (bila diperlukan)
d. Martil
dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
e. Gelas
pengukur (bila diperlukan)
f. Gelas
dan air minum
g. Sedotan
h. Sendok
i.
Pipet
j.
Spuit sesuai ukuran untuk mulut
anak-anak
2.1.4
. Prosedur kerja
a. Siapkan
peralatan dan cuci tangan
b. Kaji
kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya
program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
c. Periksa
kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
d. Ambil
obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang
diperlukan)Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang
sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).

Gambar
1.3 peralatan pemberian obat
1) Tablet
atau kapsul
a) Tuangkan
tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
b) Gunakan
alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis
yang diperlukan.
c) Jika
klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan
martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek
dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh
digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.


Gambar 1.4 kapsul dan tablet
2) Obat
dalam bentuk cair
a) Kocok
/putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang
obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
b) Buka
penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada
tutup botol bagian dalam.
c) Pegang
botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat
kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat,
sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.
d) Tuang
obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
e) Sebelum
menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas tissue.
Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering
pada tutup botol.
f) Bila
jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit
steril untuk mengambilnya dari botol.
Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
1) Identifikasi
klien dengan tepat.
2) Menjelaskan
mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh
klien.
3) Atur
pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini
membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
4) Beri
klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien
meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini
membantu untuk menelan dan mencegah aspirasi.
5) Catat
obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan
tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat
secara jelas alasannya.
6) Kembalikan
peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel
kemudian cuci tangan.
7) Lakukan
evaluasi mengenai efek obat pada klien.


Gambar 1.5 obat cair
2.2 Pemberian obat secara
Sublingual
2.2.1
Definisi sublingual
Sublingual
adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah
agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah
lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan
sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada
saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.

Gambar 1.6 Rute
pemberian obat secara sublingual


Gambar 1.7 pemberian obat secara sublingual

Gambar
1.8 infeksi yang membutuhkan pengobatan sublingual
2.2.2 PERSIAPAN
©
Cek perencanaan Keperawatan klien
©
Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang
akan dilakukan
Persiapan
Alat
©
Obat yang sudah ditentukan
©
Tongspatel (bila perlu )
©
Kasa untuk membungkus tongspatel
2.2.3 PELAKSANAAN
©
Perawat cuci tangan
©
Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ) kalau
sadar anjurkan klien untuk mengangkat lidahnya
©
Meletakan obat dibawah lidah
©
Memberitahu klien supaya tidak menelan obatt
©
Perawat cuci tangan
©
Perhatikan dan catat reaksi klien setelah
pemberian obat
2.3 Pemberian obat secara parentral
2.3.1 Definisi parenteral
Parenteral
adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran
pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Pemberian obat parenteral
merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke
jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit. Tujuannya adalah
agar dapat langsung menuju sasara. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak
sadar, sering muntah dan tidak kooperatif. Akan tetapi cara pemberian obat
dengan cara ini kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak
bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan.
2.3.2 Tujuan
a. Untuk
mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain
b. Untuk
memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
c. Membantu
menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras)
d. Memberikan
zat imunologi

Gambar 1.9 Pemberian
obat secara parentral

Gambar 2.0 Perawatan
pemberian obat secara parentral

Gambar 2.1 Lokasi
injeksi
2.3.3 Jenis pemberian obat secara parenteral:
·
Intra
cutan: menyuntikkan obat ke jaringan dermis dibawah epidermis
·
Sub
cutan : menyuntikkan obat ke jaringan di bawah lapisan dermis
·
Intra
muscular: menyuntikkan obat ke dalam lapisan otot tubuh
·
Intra
vena: menyuntikkan obat ke dalam vena
Keuntungan:
·
Bisa
diberikan pada klien yang tak sadar/ tak kooperatif
·
Bisa
diberikan bila obat tidak dapat diabsorpsi melalui gastrointestinal
·
Obat
dapat diabsorpsi lebih cepat
Kerugian:
·
Klien
terutama anak merasa takut/ cemas
·
Menimbulkan
rasa tidak nyaman dan sakit
·
Dapat
menyebabkan infeksi, perlu teknik steril
INJEKSI
INTRA CUTAN
Tujuan:
- Mendapatkan reaksi setempat
- Memberikan kekebalan/ imunisasi
Tempat
Penyuntikkan:
- Lengan atas : 3 jari dibawah sendi bahu, ditengah musculus deltoideus. ex: bcg
- Lengan bawah: bagian depan 1/3 dari lekukan siku, di kulit yang sehat jauh dari pembuluh darah
Alat2 yang
diperlukan:
- Spuit + obat
- Kom
- Kapas alkohol
- Bak instrumen
- Bengkok

Gambar 2.2 Injeksi Intra Kutan

Gambar 2.3 Injeksi intra kutan
Cara Kerja
1. Tahap
orientasi
- Beri salam, panggil klien
- Jelaskkan tujuan,prosedur, dan pemberian obat
2. Tahap
Kerja
- Cuci tangan
- Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum tindakkan dilakukan
- Tanyakan keluhan utama klien dan kaji adanya alergi
- Jaga privasi klien
- Pilih tempat penusukkan
- Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang dipilih
- Bebaskan daerah penyuntikkan dari pakaian
- Desinfeksi daerah penyuntikkan
- Tegangkan kulit dengan tangan non dominan
- Masukkan jarum dengan sudut 15-20 derajat, posisi jarum menghadap ke atas
- Masukkan obat sampai terjadi gelembung berwarna putih pada kulit,tarik jarum
- Bersihkan tempat penyuntikkan dengan kassa steril secara perlahan
- Lingkari daerah penyuntikkan
- Buang spuit ke bengkok
- Rapikan klien
- Bereskan alat
3. Tahap
terminasi
- Evaluasi kegiatan
- Akhiri kegiatan
- Cuci tangan
- Dokumentasi
INJEKSI
SUB CUTAN
Tempat
penyuntikan
- Lengan atas sebelah luar 1/3 dari bahu
- Paha sebelah luar 1/3 dari sendi panggul
- Perut sekitar umbilikal
Alat2 yang
diperlukan:
- Spuit + obat
- Kom
- Kapas alkohol
- Bak instrumen
- Bengkok
Cara Kerja
1. Tahap
orientasi
- Beri salam, panggil klien
- Jelaskkan tujuan,prosedur, dan pemberian obat
2. Tahap
Kerja
- Cuci tangan
- Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum tindakkan dilakukan
- Tanyakan keluhan utama klien dan kaji adanya alergi
- Jaga privasi klien
- Pilih tempat penusukkan
- Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang dipilih
- Bebaskan daerah penyuntikkan dari pakaian
- Desinfeksi daerah penyuntikkan
- Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan tangan non dominan
- Lakukan penyuntikkan dgn tangan dominan posisi jarum membentuk sudut 45 derajat,
- Tarik plunger, observasi adanya darah bila tak ada masukkan obat
- Tarik jarum dengan sudut yang sama saat penyuntikkan
- Bersihkan tempat penyuntikkan dengan kassa steril secara perlahan
- Buang spuit ke bengkok
- Rapikan klien
- Bereskan alat
3. Tahap
terminasi
- Evaluasi kegiatan
- Akhiri kegiatan
- Cuci tangan
- Dokumentasi

Gambar 2.4 Injeksi Sub kutan

Gambar 2.5 Letak pemberian subkutan
INJEKSI
INTRA MUSCULAR
Tempat
Penyuntikkan:
- Musculus gluteus maximus kanan/kiri, 1/3 SIAS ke tulang ekor
- Otot paha
- Otot pangkal lengan
Alat2 yang
diperlukan:
- Spuit + obat
- Kom
- Kapas alkohol
- Bak instrumen
- Bengkok
Cara Kerja
1. Tahap
orientasi
- Beri salam, panggil klien
- Jelaskkan tujuan,prosedur, dan pemberian obat
2. Tahap
Kerja
- Cuci tangan
- Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum tindakkan dilakukan
- Tanyakan keluhan utama klien dan kaji adanya alergi
- Jaga privasi klien
- Pilih tempat penusukkan
- Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang dipilih
- Bebaskan daerah penyuntikkan dari pakaian
- Desinfeksi daerah penyuntikkan
- Tegangkan kulit pada otot yang akan disuntik dengan ibu jari dan tangan non dominan
- Lakukan penyuntikkan dgn tangan dominan posisi jarum membentuk sudut 90 derajat,
- Tarik plunger, observasi adanya darah bila tak ada masukkan obat
- Tarik jarum dengan sudut yang sama saat penyuntikan
- Bersihkan tempat penyuntikkan dengan kassa steril secara perlahan
- Lingkari daerah penyuntikkan
- Buang spuit ke bengkok
- Rapikan klien
- Bereskan alat
3. Tahap
terminasi
- Evaluasi kegiatan
- Akhiri kegiatan
- Cuci tangan
- Dokumentasi

Gambar 2.6 Injeksi Intar muscular
INJEKSI
INTRA VENA
Tempat
penyuntikkan
- Lengan: vena mediana cubiti
- Tungkai: vena Xapheneus
- Leher : vena jugularis
- Kepala: vena frontalis, vena temporalis
Alat2 yang
diperlukan:
- Spuit + obat
- Kom
- Kapas alkohol
- Bak instrumen
- Bengkok
- torniquet
- perlak
Cara Kerja
1. Tahap
orientasi
- Beri salam, panggil klien
- Jelaskkan tujuan,prosedur, dan pemberian obat
2. Tahap Kerja
- Cuci tangan
- Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum tindakkan dilakukan
- Tanyakan keluhan utama klien dan kaji adanya alergi
- Jaga privasi klien
- Pilih tempat penusukkan
- Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang dipilih
- Letakkan alas /perlak di bawah bagian tubuh yang akan disuntik
- Pasang torniquet, anjurkan klien untuk mengepalkan tangan
- Desinfeksi daerah penyuntikkan
- Tegangkan kulit dengan tangan non dominan, tusukkan jarum ke dalam vena sejajar dengan vena, jarum menghadap ke atas
- Anjurkan klien membuka kepalan sambil membuka torniquet, secara perlahan masukkan obat
- Meletakkan kapas alkohol di atas jarum suntik, tarik spuit jika perlu beri plester
- Buang spuit ke bengkok
- Rapikan klien
- Bereskan alat
3. Tahap
terminasi
- Evaluasi kegiatan
- Akhiri kegiatan
- Cuci tangan
- Dokumentasi

Gambar 2.7 Injeksi intra vena
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Oral adalah obat yang cara pemberiannya
melalui mulut. Untuk cara pemberian obat ini Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman.
·
Sublingual adalah obat yang cara
pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang
ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan
pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah
efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan
metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.
·
Pemberian obat parenteral merupakan
pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan
tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit. Tujuannya adalah agar dapat
langsung menuju sasaran.
3.2 Saran
Dalam
makalah ini menjelaskan tentang bentuk-bentuk pemberian obat, kami penulis
menyarankan kepada pembaca khususnya para petugas medis untuk lebih tahu
tentang letak pemberian obat pada bagian tubuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Kumiyati,
yuni. 2010. keterampilan dasar praktek
klinik kebidanan. Yogyakarta. Fitramaya
Ambarwati,
eny ratna, dkk. 2009. KDPK kebudanan
teori dan aplikasi. Yogyakarta. Medical book
Hidayat,
A. azis alimul. 2009. Keterampilan
praktek klinik untuk kebidanan. Jakarta. Salemba medica
E:\oral\MEMBERIKAN
OBAT ORAL « Nersferdinanskeperawatan's Weblog.htm
E:\oral\pemberian-obat-per-oral-merupakan-cara.html
E:\sublingual\books.htm
E:\sublingual\Sepuluh
Aturan Pemberian Obat « NURSE IDEA.htm
E:\sublingual\Memberikan
Obat Sublingual _ Because Life So Colorfull With JarumSuntik.Com.htm
E:\perental\pemberian-obat-secara-parenteral.html
E:\perental\prosedur-pemberian-obat.html
E:\perental\index.php.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar