Selasa, 12 April 2016

Makalah cytomegalovirus




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Infeksi Cytomegalovirus (CMV) biasanya dikelompokkan dalam infeksi TORCH yang  merupakan singkatan dari toxoplasma, rubella, citomegalovirus, dan herpes simplex virus atau ada juga yang menambahkan others untuk huruf O-nya. Seperti pada infeksi TORCH, infeksi CMV dipopulerkan sebagai penyakit yang berdampak negatif terhadap janin atau fetus yang dikandung oleh wanita hamil yang terinfeksi.
Pada infeksi CMV, infeksi maternal atau ibu hamil kebanyakan bersifat silent, asimtomatik tanpa disertai keluhan klinik atau gejala, atau hanya menimbulkan gejala yang minim bagi ibu, namun dapat memberi akibat yang berat bagi fetus yang dikandung, dapat pula menyebabkan infeksi kongenital, perinatal bagi bayi yang dilahirkan. Keadaan seperti ini memang perlu diketahui dan dideteksi agar dapat diberikan pengelolaan yang tepat, sebab infeksi prenatal dapat berakibat fatal, sedangkan infeksi kongenital atau perinatal yang pada awalnya berjalan tanpa gejala dapat menjadi manifes di kemudian hari.
Infeksi CMV tidak selalu bergabung dalam infeksi TORCH, melainkan dapat berdiri sendiri, karena selain pada ibu hamil dan fetus, dapat menyerang setiap individu. Prevalensi infeksi sangat tinggi, dan walaupun umumnya bersifat silent, infeksi CMV ternyata dapat memicu banyak macam penyakit lain, antara lain keganasan, penyakit autoimun, bermacam inflamasi seperti radang ginjal-saluran kemih, hati, saluran cerna, paru, mata, dan infertilitas.
Diagnosis infeksi CMV tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan latar belakang klinik saja, terlebih bila tidak dijumpai keluhan atau hanya menimbulkan keluhan yang mirip dengan infeksi virus pada umumnya. Deteksi secara laboratorik diperlukan untuk menunjang diagnosis. Berbagai metoda pemeriksaan laboratorium telah dikembangkan dengan menggunakan bahan pemeriksaan serum darah, urin, cairan tubuh lain.
Sejauh ini, pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi infeksi CMV banyak dilakukan oleh pasangan pranikah, prahamil, atau wanita hamil yang mempunyai riwayat kelainan kehamilan termasuk keguguran atau ingin punya anak, serta bayi baru lahir cacat.

1.2 Batasan Masalah




1.3. Rumusan Masalah



1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Cytomegalovirus (CMV)
        Cytomegalovirus berasal dari  bahasa Yunani , Cyto yang berarti sel  dan mega yang berarti besar . Cytomegalovirus  adalah virus herpes genus dari kelompok herpesvirus. Pada manusia umumnya dikenal sebagai HCMV (Human Cytomegalovirus) atau Human Herpes 5 (HHV-5). Cytomegalovirus milik Betaherpesvirinae subfamili Herpesviridae, yang juga termasuk Roseolovirus. Herpesvirus lain jatuh ke dalam subfamilies dari Alphaherpesvirinae (termasuk HSV 1 dan 2 dan varicella).
Cytomegalovirus (CMV) merupakan virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes. Pada manusia dikenal sebagai HCMV (Human Cytomegalovirus) atau Human Herves 5 (HHV 5), dan memiliki potensi yang berbahaya bagi janin, pasien operasi cangkok organ, mengganggu atau merusak organ paru-paru, jantung, mata, usus, ginjal, lambung, dan lain-lain. Pengobatannya pun tidak semudah mengobati virus lainnya.

Gambar Cytomegalovirus                            Gambar Human  Cytomegaloviru
                                                                  


      

Spesies Cytomegalovirus
Nama
ABV.
Tuan rumah
''Cercopithecine herpesvirus 5''
(CeHV-5)
Monyet hijau Afrika
''Cercopithecine herpesvirus 8''
(CeHV-8)
Rhesus monyet
Manusia''herpesvirus 5''
(HHV-5)
Manusia
''Pongine herpesvirus 4''
(PoHV-4)
?
''Aotine herpesvirus 1''
(AoHV-1)
(Spesies Tentatif)



''Aotine herpesvirus 3''
(AoHV-3)
(Spesies Tentatif)


Ø  Macam-macam Cytomegalovirus
a.           CMV Nefritis
        CMV Nefritis adalah adalah virus yang menggangu organ-organ ginjal.
b.          CMV Hepatitis
        CMV Hepatitis adalah virus yang mengganggu organ hati.
c.           CMV Myocarditis
        CMV Myocarditis adalah virus yang mengganggu organ-organ jantung.
d.          CMV Pneumonitis
        CMV Pneumonitis adalah virus yang  menyerang organ-organ paru-paru.
e.           CMV Retinitis
        CMV Retinitis adalah virus yang mengganggu organ mata.
f.           CMV Gastritis
        CMV Gastritis adalah virus yang menyerang lambung.

g.          CMV Colotis
        CMV Colotis adalah virus yang mengganggu usus.
h.          CMV Encephalitis
        CMV Encephalitis  adalah virus yang menyerang otak.

Ø  Etiologi Cytomegalovirus
CMV merupakan infeksi virus kongenital yang utama dan mengenai 0.5 – 2.5 % bayi lahir hidup. Infeksi plasenta dapat berlangsung dengan atau tanpa infeksi terhadap janin dan infeksi pada neonatus dapat terjadi pada ibu yang
asimptomatik. Resiko transmisi dari ibu ke janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar 40 – 50%.

Ø  Tanda-tanda Cytomegalovirus
Janin yang terinfeksi Cytomegalovirus (CMV) memiliki tanda-tanda antara lain kulit berwarna kuning, pembesaran hati dan limpa, kerusakan atau hambatan pembentukan organ tubuh seperti mata, otak, gangguan mental, dan lain-lain tergantung organ janin mana yang diserang. Umumnya janin yang terinfeksi CMV lahir prematur dan berat badan lahir rendah.


2.2 TRANSMISI
Cytomegalovirus merupakan parasit yang hidup di dalam sel atau intrasel yang sepenuhnya tergantung pada sel inang untuk perbanyakan diri (replikasi). Virus tidak memiliki organel metabolik seperti yang dijumpai pada prokariotmisalnya bakteri atau eukariot misalnya sel manusia.
Replikasi virus tergantung dari kemampuan untuk menginfeksi sel inang yang permissive, yaitu yang merupakan sel yang tidak dapat melawan atau merintangi invasi dan replikasi virus.
Transmisi HCMV terjadi dari orang ke orang melalui cairan tubuh. Infeksi
memerlukan kontak kedekatan(intim). CMV dapat menular lewat hubungan
seksual dan juga dapat ditularkan melalui air susu ibu, transplanted organ, dan
jarang melalui transfusi darah.
Penularan virus seringkali terjadi pada anak-anak balita karena mereka paling
sering bersentuhan saat berkumpul dan bermain, cairan tubuh dari seorang anak
dapat tertempel pada tangan dan kemudian diserap melalui hidung atau mulut anak lain yang rentan. Karena itu, penjagaan dan kewaspadaan harus dilakukan
ketika menangani anak-anak.
 Infeksi HCMV tidak menunjukkan gejala yang umum pada bayi dan anak-anak
muda. Infeksi CMV lebih utama terjadi pada pasien dengan sistem kekebalan yang
rendah karena dapat mengakibatkan penyakit serius. Namun, ini kembali pada sistem
kekebalan tubuh yang tertekan (rendah). Penyakit yang
berhubungan dengan CMV mungkin dapat lebih agresif. 
Pasien tanpa infeksi CMV yang menerima transplantasi organ dari donor yang
terinfeksi CMV harus diberi pengobatan penangkal valganciclovir atau ganciclovir
dan memerlukan pemantauan serologi untuk mendeteksi keberadaan CMV. Namun, orang yang telah
terinfeksi CMV mengembangkan antibodi terhadap virus dalam tubuhnya, dan
antibodi ini berada di dalam tubuh untuk masa lama sehingga memungkinkan
untuk bisa dideteksi. Selain itu, virus dapat dideteksi dari contoh yang diperoleh
dari air seni, dan cairan tenggorokan
Lainnya, harap ditanyakan pada dokter ahli dan laboratorium medis.

Transmisi dari satu individu ke individu lain dapat terjadi melalui berbagai cara.
1. Transmisi intrauterus
 terjadi karena virus yang beredar dalam sirkulasi (viremia) ibu menular ke janin. Kejadian transmisi seperti ini dijumpai pada kurang lebih 0,5 – 1% dari kasus yang mengalami reinfeksi atau rekuren.  Viremia pada ibu hamil dapat menyebar melalui aliran darah (per hematogen), menembus plasenta, menuju ke fetus baik pada infeksi primer eksogen maupun pada reaktivasi, infeksi rekuren endogen yang mungkin akan menimbulkan risiko tinggi untuk kerusakan jaringan prenatal yang serius. Risiko pada infeksi primer lebih tinggi daripada reaktivasi atau ibu terinfeksi sebelum konsepsi. Infeksi transplasenta juga dapat terjadi, karena sel terinfeksi membawa virus dengan muatan tinggi. Transmisi tersebut dapat terjadi setiap saat sepanjang kehamilan,
namun infeksi yang terjadi sampai 16 minggu pertama, akan menimbulkan penyakit yang lebih berat.
2. Transmisi perinatal terjadi karena sekresi melalui saluran genital atau air susu ibu. Kira-kira 2% – 28% wanita hamil dengan CMV seropositif, melepaskanCMV ke sekret serviks uteri dan vagina saatmelahirkan, sehingga menyebabkan kurang lebih 50%kejadian infeksi perinatal. Transmisi melalui air susu ibu dapat terjadi, karena 9% - 88% wanita seropositif yang mengalami reaktivasi biasanya melepaskan CMV ke ASI. Kurang lebih 50% - 60% bayi yang menyusui terinfeksi asimtomatik, bila selama kehidupan fetus telah cukup memperoleh imunitas IgG spesifik dari ibu melalui plasenta.8 Kondisi yang jelek mungkin dijumpai pada neonatus yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah.
3. Transmisi postnatal dapat terjadi melalui saliva, mainan anak-anak misalnya karena terkontaminasi dari vomitus.
Transmisi juga dapat terjadi melalui kontak langsung atau tidak langsung, kontak seksual,transfusi darah, transplantasi organ.Penyebaran endogen di dalam diri individu dapatterjadi dari sel ke sel melalui desmosom yaitu celah diantara 2 membran atau dinding sel yang berdekatan. Disamping itu, apabila terdapat pelepasan virus dari sel terinfeksi, maka virus akan beredar dalam sirkulasi (viremia), dan terjadi penyebaran per hematogen ke sel lain yang berjauhan, atau dari satu organ ke organ

Gambar Alur Masuk Virus kedalam Sel inang
 


lainnya.

Gambar Alur Masuk Virus Kedalam Sel Inang





Alur masuk virus ke dalam sel inang
Alur masuk sel CMV memasuki sel dengan cara terikat pada reseptor yang ada di permukaan sel inang kemudian menembus membran sel, masuk kedalam vakuola disitoplasma, lalu selubung virusterlepas, dan nucleocapsid cepat menuju kenukleus sel inang. Dalam waktu cepat setelah itu,ekspresi gen immediate early (IE) spesifik RNA(ribonucleic acid) atau transkrip gen alfa (α) dapat dijumpai tanpa ada sintesis protein virus de novo atau replikasi DNA virus.
Ekspresi protein ini adalah esensial untuk ekspresi gen virus berikutnya yaitu gen early atau gen β yang menunjukkan transkripsi kedua dari RNA. CMV tidak menghentikan sintesis protein inang, bahkan pada awalnya meningkatkan sintesis protein inang. Hal ini menunjukkan bahwa replikasi dan perakitan CMV, tergantung dari beberapa enzim inang.


2.3 PATOGEN
Kebanyakan orang sehat yang terinfeksi oleh HCMV setelah lahir tidak memiliki gejala. Beberapa dari HCMV tadi mengembangkan suatu mononucleosis (suatu kondisi dimana terdapat proliferasi (perkembangbiakan) monosit yang luar biasa
di dalam darah) menular dengan gejala demam berkepanjangan, dan hepatitis
ringan, dan sakit tenggorokan. Setelah infeksi, virus tetap tersembunyi di dalam
tubuh manusia.
HCMV jarang menimbulkan penyakit parah kecuali jika
kekebalan tubuh tertekan oleh obat-obatan, infeksi atau usia tua.
CMV dapat menular melalui (pertukaran) cairan tubuh misal air seni, air liur,
darah, air mata, air mani, dan air susu ibu.
Penularan virus ini berlangsung cepat
tanpa tanda-tanda atau gejala.
Infeksi HCMV menjadi penting untuk kelompok risiko tinggi. Tergolong beresiko
terinfeksi yaitu ibu saat sebelum atau sesudah kelahiran bayi, penerima
transplantasi organ, orang dengan leukemia, dan mereka yang terinfeksi HIV.
Sebuah studi hubungan dengan infeksi CMV untuk tekanan darah tinggi di tikus
putih, menunjukkan hasil bahwa infeksi CMV pada sel darah merah manusia
menjadi penyebab utama timbulnya atherosclerosis. Riset juga menemukan
bahwa ketika sel terinfeksi CMV, saat itu pula sel tersebut membuat protein yang
disebut renin yang diketahui berkontribusi pada tekanan darah tinggi.
Gambar Phatogenitas Infeksi Cytomegalovirus





























Gejala atau akibat dari CMV
Akibat dari terinfeksi CMV dapat ringan namun juga dapat amat berbahaya.
Gejala dapat bervariasi mulai dari amat berat hingga gejala minimal, bahkan ada
juga yang tanpa gejala. Karena dapat menyerang hampir semua organ, gejalanya sangat bervariasi tergantung dari organ yang diserang. Biasanya CMV menyebabkan demam, penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan letih- lesu.  

2.1       Pencegahan dan penanggulangannya
Belum didapatkan obat yang baik untuk mencegah terjadinya infeksi CMV pada ibu dan janin yang dikandungnya.Tetapi dapat diusahakan beberapa cara sebagai berikut:
a.       Memberikan penerangan cara hidup yang higienis.
b.      Bagi ibu, terutama yang melahirkan bayi prematur untuk berhati-hati
dalam memberikan ASI. Bayi prematur imunitasnya masih rendah.
c.       Hati-hati pada transfusi darah harus dari donor sero-negatif.
d.      Vaksinasi mempunyai harapan dimasa datang.







BAB III
P E N U T U P

3.1      Kesimpulan
            Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan  sebagai berikut :
1.      Cytomegalovirus – CMV juga merupakan virus DNA dan merupakan kelompok dari famili virus Herpes sehingga memiliki kemampuan latensi.
2.      CMV Nefritis, CMV Hepatitis, CMV Myocarditis ,CMV Pneumonitis, CMV Retinitis, CMV Gastritis, CMV Colotis, dan CMV Encephalitis.
3.      Janin yang terinfeksi Cytomegalovirus (CMV) memiliki tanda-tanda antara lain : kulit berwarna kuning, pembesaran hati dan limpa, kerusakan atau hambatan pembentukan organ tubuh seperti mata, otak, gangguan mental, dan lain-lain.
4.      Pencegahan infeksi CMV antara lain adalah memberikan penerangan cara hidup yang higienis, menjauhi kontak dengan cairan yang dikeluarkan oleh penderita CMV : urine, saliva, semen dan lain sebagainya.
5.      Penanggulangan CMV secara holistik bisa Anda lakukan penggabungan dari berbagai terapi alami, seperti misalnya jus anggur merah, terapi bawang putih, terapi VCO (Virgin Coconut Oil), dan terapi propolis (antivirus kuat terbuat dari air liur/sarang lebah).
3.2      Saran
            Adapun saran dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk para ibu hamil untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan diri.
  2. Hendaknya ibu selama hamil selalu memeriksakan diri ke dokter untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin.


















DAFTAR  PUSTAKA

Noer, Sjaifullah.dkk 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran                     UI - Jakarta.
Cytomegalovirus, Virus Bandel yang Harus Diwaspadai
05/10/2009 in Info Sehat,Perpustakaan | Tags: Info Sehat,Perpustakaan

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar